Wednesday, April 14, 2010

APA ITU TATA IBADAH

TATA IBADAH

APA ITU TATA IBADAH
“Ya, Allah, Engkaulah Allah, aku mencari Engkau,
Jiwaku haus kepada-Mu,
Tubuhku rindu kepada-Mu
Sperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus,
Sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup;
Bibirku akan memegahkan Engkau.”

Kerinduan raja Daud seperti yang diproyeksikan oleh Maz. 63, merupakan usaha


manusia untuk mencari dan mengisi kebutuhan spiritualnya. Usaha ini tentu saja melibatkan totalitas hidup manusia itu sendiri. Dalam Perjanjian Baru oleh Paulus, ia membahasakan dan menyimpulkan usaha ini dalam satu nasehat kepada jemaat di Roma (Rm. 12:1), yaitu:
“Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
Sebagai persembahan yang hidup
Dan yang berkenan kepada Allah:
Itu adalah Ibadahmu yang sejati.”
Berdasarkan hal ini maka Ibadah adalah totalitas hidup. Pengertian ini kemudian kita batasi dengan hanya menunjuk pada Ibadah sebagai bentuk penyembahan kepada Tuhan dalam satu kegiatan. Tata Ibadah adalah salah satu usaha Gereja dalam rangka mengefektifkan hubungan (dialog) antara Allah dan manusia, sekaligus dalam rangka menciptakan ketertiban dan kehidmatan Ibadah (I Kor. 14:26-33). Di Gereja kita Tata Ibadah juga dikenal dengan nama “Liturgi”.

Secara teologis Tata Ibadah terdiri dari,
1. Votum atau Tahbisan. Votum adalah kata Latin yang berarti nasar atau janji (kepada dewa). Selanjutnya kata ini berarti permohonan, harapan dan keinginan. Kata ini diambil oleh pengikut-pengikut Calvin lalu diterjemahkan menjadi keterangan atau janji khidmat yang diucapkan oleh pemimpin Ibadah pada permulaan Ibadah. Jadi pada dasarnya dalam Ibadah votum merupakan pengakuan mengenai pertolongan dalam keselamatan Allah mendahului segala sesuatu, juga mendahului apa yang akan terjadi dalam Ibadah (band. Mzm. 121:2).
2. Salam. Ucapan dari pemimpin Ibadah kepada jemaat dan dari jemaat kepada pemimpin Ibadah. Salam yang diucapkan dalam Ibadah jemaat adalah tanda persekutuan.
3. Nas Pembimbing dan Nyanyian Masuk. Untuk mengingatkan jemaat bahwa pertemuan yang terjadi berbentuk satu persekutuan yang punya sifat khusus dan mereka adalah persekutuan yang punya sifat khusus dan mereka adalah persekutuan yang sedang berhadapan dengan Tuhan Allah. Karena itu perlu dijawab. Respon jemaat atas hal tersebut dinyatakan melalui nyanyian masuk. Karena itu nyanyian masuk dan nas pembimbing tidak dapat dipisahkan.
4. Pengakuan Dosa dan Pemberitaan Anugerah Allah. Disadari bahwa manusia tidak pernah luput dari dosa. Dosa manusia tak mungkin dapat dihapuskan oleh manusia itu sendiri kecuali melalui tindakan Allah sebagai pemberi keampunan.
5. Hukum Allah, Pengakuan Iman, Pembacaan Alkitab, Khotbah, Persembahan. Ketika Allah boleh menempatkan manusia dalam anugerahnya maka manusia mendengar dan menjawab suara Tuhan. Dalam liturgi, mendengarkan serta menjawab suara Tuhan kita temukan dalam unsur-unsur ini.
6. Doa Jemaat. Dalam liturgi kita biasanya disebut dengan doa umum. Yaitu doa yang meliputi doa syukur, doa permohonan dan doa syafaat. Doa syukur bermaksud mensyukuri semua kebaikan dan tindakan Allah yang kita alami dalam hidup ini. Doa permohonan berisikan permintaan pertolongan dari Tuhan untuk mengatasi masalah yang kita hadapi serta mohon bimbingan dan kekuatan untuk melaksanakan Firman yang didengarkan. Doa syafaat adalah doa untuk orang lain.
7. Berkat. Meskipun hanya dicatat sebagai berkat namun hal itu harus selalu dimengerti bahwa berkat mengandung pengutusan.

MENGGUNAKAN TATA IBADAH JEMAAT DAN PERLUNYA PERSIAPAN
Untuk mempersiapkan suatu liturgi dianjurkan memulaikannya dengan mempersiapkan khotbah. Bila semuanya jelas, selanjutnya kita mempersiapkan unsur-unsur liturginya.
Persiapan sangat penting. Ini dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa kita adalah suatu persekutuan yang berIbadah. Biasanya persiapan ini dilakukan dengan berdoa atau diam-diam mendengarkan music instrumental, bermeditasi, melatih nyanyian-nyanyian yang belum atau kurang dikenal serta bagian-bagian yang menjadi jawaban jemaat dalam liturgi.

No comments:

Post a Comment