Saturday, February 20, 2010

Fragmen Minggu Sengsara V

Babak 1
Solo KJ.No.368 “Pada Kaki Salib-Mu”

(Tiga Kelompok Perempuan yang masing-masing terdiri dari tiga orang, masuk dari tiga jurusan berbeda, dan yang terdepan membawa karangan bunga)

Musafir Berhenti!!! Dari manakah kalian.
Ibu 1 Kami baru saja menjenguk Yesus.
Ibu 2 Kami membawa bunga untuk-Nya.
Ibu 3 Mudah-mudahan, Dia tersenyum dengan bunga-bunga itu.
Musafir (Tertawa terbahak-bahak) Mari, mari sini. Ayo kita balik lagi.
Musafir (Mengambil karangan bunga dan melemparkannya ke lantai di hadapan Tiga Kelompok Perempuan)
Ambil bunga-bunga kalian ini. Di sini bukan lagi Yesus yang mati, tetapi kalianlah yang mati.
Musafir Mari, mari datang mendekat dan lihatlah siapa yang kini tergantung di salib dan mati.

(Tiga Kelompok Perempuan datang mendekat. Melihat ke dalam cermin yang tergantung di salib dan amat terkejut)

Ibu 1,2,3 Oh, ohk tidak, tidak mungkin. Tidak mungkin ini terjadi (Tiga Kelompok Perempuan kemudian terduduk di pinggiran ruangan)
Musafir Apa? Tidak, tidak mungkin? Ini semua adalah nyata. Dan kalianlah yang membuat semua itu.
Ibu 1,2,3 Mengapa, mengapa harus kami?
Musafir Kalau kalian masih sangsi dan tidak percaya. Ini! Lihatlah gambaran hidup kalian yang telah berlalu.

(Semua meninggalkan panggung dan diisi dengan sebuah lagu)

Solo Lagu ”Hari Kiamat”


Babak 2
Janda (Berlutut dengan posisi menyamping di depan salib) Oh Tuhan mengapa hidupku seperti ini. Mengapa kau ambil segala-galanya dariku. Ya Tuhan, aku sangat merindukan suami dan anak-anakku. Mengapa mereka harus mengalami kecelakaan itu dan mati.
Tuhan ambil, ambillaaaah hidupku.
Ibu 1 (Masuk dengan tergesa-gesa dan terkejut melihat si janda) Aaah, dasar janda tak tahu diuntung. Minta dikasihani lagi pergi, pergi sana. Dan jangan berdoa lagi di gereja ini.
Mungkin ingin perhatian dari suami orang! Ha, ha, ha. (Keluar dari ruangan)
Ibu 2 Sulit, sulit semua serba sulit. Barang-barang semakin mahal.Gaji suami ditambah dengan gaji saya juga tidak cukup.
Suami Ma, mama. Ada apa ini?
Ibu 2 Hei, kamu ini seharusnya tahu diri. Apa yang kamu berikan tidak sebanding dengan apa yang kita butuhkan.
Suami Tapi, tapi bukankah,
Ibu 2 Ahk saya tidak mau tahu. Pokoknya kamu harus usahakan dengan cara apa pun. Atauuu, korupsi sajalah,
(Suami berjalan meninggalkan ruangan)
Ibu 2 Hei!!! Sini dulu! Dasar suami tak tahu diuntung.
Anak Ma, mama. Tadi ibu guru di sekolah bilang kami harus membawa,,,, (Terhenti)
Ibu 2 (Menjambak rambut dan memukul si anak) Sudah tahu orang tua lagi susah, mau minta ini, minta itu. Pergi sana!!!

(Ibu 2 pun keluar dari ruangan sambil berpapasan dengan seorang nenek. Ketika berpapasan Ibu 2 menyenggol dan terus berlalu)

Nenek (Terjatuh dan berdiri perlahan-lahan)
Ibu 3 (Masuk ke dalam ruangan dari arah berlawanan) Ma, mama. Di mana mama. (Suara perlahan kemudian berubah menjadi panggilan yang membentak) Mama, mama! Ahk sudah tua masih bikin pusing saja.
Nenek Anakku, mama merasa sakit.
Ibu Iya, tapi sudahlah, jangan lagi jalan ke sana, jalan ke sini. Mama kan seharusnya menjaga cucu.
Nah sekarang sana, minum obat di dapur dan kalau sudah tidur saja di kamar belakang. (Berlalu dari ruangan)
Nenek (Berlutut dan berdoa) Ya Bapa ampunilah dosa-dosa kami.

(Nenek kemudian berdiri dan berjalan perlahan, ke luar ruangan sambil solo membawakan lagu)

Solo Lagu ”Di Doa Ibuku”


Babak 3

(Musafir dan Tiga Kelompok Perempuan berada kembali di posisinya masing-masing)

Musafir Adakah kalian mengingatnya lagi?
Ibu 1,2,3 Bukankah itu sebuah kewajaran.
Khadim Celakalah kalian gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala? Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman.

(Musafir keluar dari ruangan dan Tiga Kelompok Perempuan berlutut jauh dari kaki salib)

Solo NKB.No. 83 ”Nun Di Bukit Yang Jauh”

(Sementara lagu dinyanyikan, Musafir kembali masuk dengan Sembilan anak-anak dan khadim turun dari mimbar serta menyuapi anak-anak dengan makanan sebagai simbolisasi gembala yang baik)

Musafir Firman Tuhan berkata: ”Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, ............... sebab Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda.

(Khadim naik ke mimbar)

Solo KJ.No. 372 ”Inginkah Kau Ikut tuhan”

(Sembilan anak mengajak Tiga Kelompok Perempuan yang berlutut untuk datang di bawah salib dan berlutut)

No comments:

Post a Comment