”Malam Getsemani”
(Sebuah meditasi bersama Yesus di saat-saat Terakhir-Nya)
PERSIAPAN
– Sebaiknya ruangan yang disiapkan dapat berbentuk segi empat agar anggota jemaat dapat saling melihat satu dengan lainnya.
– Untuk Orang Tua yang membawa anak-anak, kiranya dapat menjaga kekhidmatan jalannya ibadah.
– Penerangan yang ada sebaiknya menggunakan lilin, untuk mendukung sebuah suasana meditasi (Kotemplasi)
– Sebelum Ibadah dimulai, disiapkan kain dan air pembasuhan.
DIA YANG BERJALAN DI TENGAH DEBU
MENUJU YERUSALEM?
(Jemaat berdiri)
P Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
J Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Menyanyi,
KJ.No.13:2 “Allah Bapa Tuhan"
Yesus Kristus, Tuhan,
yang membawa kes'lamatan,
lahir dalam dunia ini,
mati tapi bangkit lagi,
Kaulah Jurus'lamat kami!
PENGKHIANATAN YUDAS
(Jemaat duduk)
Pnt Memang kematian Yesus sudah direncanakan, tetapi tidak mudah dilaksanakan. Para musuh takut kepada rakyat dan berkata satu sama lain, "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat".
Sym Tidak lama kemudian Yudas anak Simon, seorang diantara kedua belas rasul, datang menawarkan bantuan yang sangat diperlukan oleh mereka. Pada malam yang sama, Yesus bersama para murid-Nya pergi ke bukit Zaitun seperti biasanya. Yudas segera memisahkan diri dari kawan-kawan-Nya dengan alasan untuk pergi berbelanja; tetapi sebenarnya ia mempunyai tujuan lain. Dialah yang memegang uang kas, tetapi sedikit demi sedikit ia menjadi kikir dan pencuri.
Pnt Memang ia masih mengikuti Yesus, tetapi hanya dengan harapan agar dapat memuaskan kehausannya akan harta duniawi. Ternyata harapan itu makin lama makin lenyap. Maka ia mengambil kesimpulan: lebih baik meninggalkan Yesus, menyerahkan-Nya kepada musuh, sehingga ia mendapat sejumlah uang yang sangat diinginkannya.
Sym Yudas berkeliling di dalam kota, keluar masuk Kenisah, dan ia mendengar desas-desus tentang Yesus. Ia pun mengetahui bahwa pada malam itu imam-imam kepala mengadakan rapat penting untuk membunuh Yesus, serta pemberian hadiah istimewa bagi orang yang dapat menyerahkan Yesus ke tangan mereka.
Pnt Yudas senang hatinya mendengar hal itu dan segera lari ke rumah Kayafas, menghadiri sidang dan menawarkan diri untuk mengkhianati Yesus asal mendapat imbalan yang memuaskan.
Menyanyi,
”Bukan Dengan Barang Fana”
Bukan dengan barang fana Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal tiada noda dan cela
Bukan dengan emas perak Kau menebus diriku
Oleh segenap kasih dan pengorbanan Mu
Refr: Kutelah mati dan tinggalkan
Cara hidupku yang lama semuanya sia-sia
Dan tak berarti lagi hidup ini kuletakkan
Pada mesbahMu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti yang kau ingini
PEMBASUHAN KAKI
Seorang Anggota Komisi Pelayanan Doa dan Penginjilan (atau Komisi lainnya),
Kemudian Yesus bangun dari tempat duduk-Nya, menanggalkan jubah-Nya, mengambil sehelai kain putih dan mengikatkannya pada pinggang-Nya itu. Ketika sampai pada Petrus, ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Yesus menjawab, Äpa yang Kuperbuat sekarang, engkau belum mengerti, tetapi kemudian Engkau akan mengerti." Lalu Petrus berkata kepada-Nya," Sampai kapanpun Engkau takkan membasuh kakiku". Kata Yesus kepadanya, "Kalau engkau tidak membiarkan Aku membasuhmu, engkau takkan memperoleh bagian dari-Ku."
Menyanyi,
"Melayani, Melayani"
Melayani, melayani lebih sungguh
melayani, melayani lebih sungguh
Tuhan lebih dulu melayani kepadamu
Melayani, melayani lebih sungguh.
(ay. 2 ”melayani” diganti dengan ”mengasihi”)
(Penatua, Syamas dan seluruh Koordinator BIPRA membasuh kaki dari seluruh anggota jemaat yang hadir)
Seorang Anak Sekolah Minggu (Perempuan),
"Bersabdalah Yesus, "Mengertikah kamu yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu.""
(Penatua, Syamas dan seluruh Koordinator BIPRA saling membasuh kaki)
Seorang Anak Sekolah Minggu (Laki-laki),
Äku berkata kepadamu: sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada yang mengutus. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melaksanakanya". (Yoh. 13:12-17)
PERJAMUAN TERAKHIR
Koordinator P/KB,
Menurut kebiasaan orang Yahudi, pada permulaan perjamuan diedarkan piala berisi anggur untuk dinikmati oleh para peserta. Sesudah sembahyang, mengambil piala dan mengedarkannya secara bergilir kepada para tamu merupakan hak kepala keluarga. Yesus mengikuti kebiasaan tersebut. Pada kesempatan itu Dia mengucapkan kata-kata yangmengharukan ini, "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah"
Pertanyaan Diskusi:
1. Bila Yesus sangat merindukan untuk selalu bersama-sama dengan kita. Apakah kita juga merindukan untuk duduk sehidangan dengan-Nya?
2. Apakah makna dari sebuah pengorbanan bagi pribadi kita dan dalam persekutuan?
(Marilah pertanyaan ini direnungkan selama beberapa saat dan bila memungkinkan maka sebaiknya dilakukan diskusi kecil)
Menyanyi,
KJ.No. 401 "Makin Dekat Tuhan"
Makin dekat Tuhan kepadamu;
Walaupun saliblah mengangkatku,
inilah laguku: Dekat kepada-Mu;
makin dekat, Tuhan, kepada-Mu
(ay.2) Berbantal batu pun 'ku mau rebah,
bagai musafir yang lunglai, lelah,
asalah di mimpiku dekat kepada-Mu;
makin dekat Tuhan, kepada-Mu
INILAH PERINTAH-KU
Koordinator W/KI,
Hati Yesus merupakan sumber cinta kasih yang melimpah, dan oleh cinta kasih itu Dia meneruskan percakapan-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Ku katakan padamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Marilah kita berdoa,
(Diisi dengan doa pribadi untuk pengakuan dosa dan doa untuk menyatakan harapan pribadi serta keluarga. Doa kemudian dilanjutkan dalam bentuk nyanyian)
KJ.No.467:1,2 dan 3 "Tuhanku, Bila Hati Kawanku"
Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
Dan hari ini aku bersembah serta pada-Mu, Bapa, berserah,
Berikan daku kasih-Mu mesra. Amin, amin.
(Berjabat tangan dalam kasih dan pengampunan)
GETSEMANI
Seorang Pemuda,
Nampaknya seolah-olah Yesus tidak dapat mengakhiri percakapan-Nya, karena cinta-kasih-Nya yang melimpah kepada para murid-Nya yang tak lama lagi akan ditimpa cobaan hebat.
Yesus kemudian berjalan bersama kesebelas murid-Nya, menyeberangi sungai Kidron melalui jembatan batu, menuju ke taman Zaitun. Yesus sering berkumpul di situ bersama para murid-Nya untuk berdoa dan bermalam. Dari lembah naik ke taman Zaitun melewati jalan kecil yang terpahat pada cadas, membujur di tengah-tengah dua tembok kecil. Yesus melewati jalan itu, tetapi Dia nampak lain daripada biasanya, seolah-olah bukan lagi Dia: Pendiam, sedih dan selalu mendahului para rasul-Nya. Mereka merasa heran dan cemas karena perubahan yang nampak pada wajah Gurunya. Perubahan itu menandakan bahwa sesuatu yang sangat hebat terjadi.
Menyanyi,
KJ.No.438 "Apapun Juga Menimpamu"
Apapun juga menimpamu, Tuhan menjagamu.
Naungan kasih-Nya pelindung-Mu, Tuhan menjagamu.
Refr: Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang,
Ia menjagamu, Tuhan menjagamu.
Seorang Remaja,
Yesus berdoa, Ia berlutut dan tersungkur ke tanah. Ia memanjatkan doa pada Bapa-Nya dengan keluhan keras dan ratap tangis, dengan keringat dingin di seluruh tubuh dan peluh darah yang bertetesan ke tanah.
Pnt Doa yang dipanjatkan oleh Yesus dengan sikap yang serendah-rendah, sungguh memilukan, "Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku; tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.
Menyanyi,
KJ.No.460 "Jika Jiwaku Berdoa"
Jika Jiwaku berdoa kepada-Mu, Tuhanku,
ajar aku t'rima saja pemberian tangan-Mu
dan mengaku, s'perti Yesus di depan sengsaraNya:
Jangan kehendakku, Bapa, kehendak-Mu jadilah.
Sym Dalam keadaan terkepung, tertekan dan tertimbun oleh kecemaran manusia, Yesus anak domba yang tak bercela itu meneruskan doa-Nya kepada Bapa.
Setelah beberapa lama, Ia meninggalkan doa-Nya dan pergi mendapati murid-murid-Nya yang tertidur. Dia bertanya kepada murid-murid-Nya dan juga kepada kita, "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga dengan Aku?" Bangunlah, berjagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan. Roh memang penurut tetapi daging lemah.
Menyanyi,
DSL.No.99 "Pikul Salib"
Hendaklah kau iring Yesus pikul salib
jangan takut dan belisah ikut Tabib
Refr: Pikullah salibmu serta, pandang tetap
Hingga dapatlah mahkota, sukar lenyap.
MENERIMA DAN MEMBERI
Sy Sebuah pergulatan antara dua sisi yang bersatu: Allah dan manusia. Sebuah persimpangan di tengah jalan kehidupan: Hidup atau Berkorban.
Namun kasih Allah melampaui akal manusia, sehingga memberi dalam kasih adalah berkorban untuk kita.
Kini maukah kita memberi untuk sesama bagi diri-Nya?
(Memberikan persembahan dengan masing-masing membawanya ke meja persembahan)
Menyanyi,
”KASIH SETIAMU”
Kasih setia-Mu yang kurasakan lebih tinggi dari langit biru
Kebaikan-Mu yang t’lah Kau nyatakan lebih dalam dari lautan
Berkat-Mu yang telah kuterima, sempat membuatku terpesona,
Apa yang tak pernah kupikirkan, itu yang Kau sediakan bagiku
Siapakah aku ini Tuhan, jadi biji mata-Mu,
Dengan apakah ku balas Tuhan, s’lain puji dan sembah Kau
Sy Dalam naungan kasih Allah, adakah di antara kita yang bersedia untuk,
1. Bersedia memberikan diakonia dalam bentuk apapun bagi sesama? (Bisa dalam bentuk beras atau macam-macam sembako lainnya)
2. Berpuasa dari malam ini sampai besok hari ketika mengikuti Perjamuan Kudus? (Puasa dalam berbagai bentuk, misalnya tidak merokok, atau tidak makan dan tidak minum)
3. Janji dan tekad pribadi lainnya.
DOA SYUKUR DAN SYAFAAT
(Dibawakan oleh Penatua atau Syamas)
PIKIRKANLAH SEMUA INI
Pnt Marilah kita berdiri.
Kini Dia telah ditangkap dan disesah bahkan dianiaya. Siapkanlah hati kita untuk dapat mengerti, apa arti penderitaa-Nya.
Menyanyi,
NKB.No. 83 "Nun Di Bukit Yang Jauh"
Nun di bukit yang jauh, tampak kayu salib;
lambang kutuk nestapa, cela.
Salib itu tempat Tuhan Mahakudus
Menebus umat manusia.
Refr: Salib itu kujunjung penuh,
hingga tiba saat ajalku. Salib itu kurangkul teguh
dan mahkota kelak milikku.
(Meditasi selesai dan dilanjutkan dengan perenungan pribadi di rumah masing-masing)
Friday, February 27, 2009
”Malam Getsemani” (Sebuah meditasi bersama Yesus di saat-saat Terakhir-Nya)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment