LUAR BIASA, TIDAK JATUH!
Sewaktu kecil, si Endi sering melawan kalau disuruh. Endi selalu melakukan kebalikan dari apa yang disuruh ibunya. Ketika ibunya sedang ada tamu, ia meminta Endi untuk membawakan minuman (segelas kopi panas) kepada tamunya.
”Kalau kamu membawakan tamu, gelas-gelas kopi ini, jangan ditaruh pada nampan!” kata ibunya keras-keras. Maka Endi kecil dengan bangga menjejerkannya pada nampan (baki).
”Kalau kamu membawanya ke tamu-tamu, secara cepat-cepat saja, dengan tergesa-gesa!” tambah ibunya lagi. Maka Endi dengan bangga membawa baki itu pelan-pelan dan hati-hati kepada para tamu.
Melihat si Endi kecil dapat membawa gelas-gelas dengan begitu manis tanpa tumpah, tamunya memujinya dan berseru, ”Luar biasa! Kamu membawa semua gelas itu tanpa sedikit pun menjatuhkannya!” Maka Endi kecil melemparkan semua baki dengan gelas-gelasnya.
Kekacauan I,
1. Marilah kita menilai cerita ini dengan melihat siapa yang salah dalam hal ini? (Harus memilihlah salah satu dari ketiga orang ini, sang ibu, si Endi, atau sang tamu)
a. Bila ada yang memilih sang ibu, maka hendaknya dijelaskan bahwa ibu ini melakukan yang paling baik sebab dia tidak ingin mempermalukan anaknya di hadapan para tamu dan dia ingin agar si Endi dapat melakukan sesuatu dengan baik.
b. Bila ada yang memilih si Endi, maka ajaklah kelompok untuk berpikir bahwa si Endi hanya melakukan apa yang diinginkannya.
c. Bila ada yang memilih sang tamu, maka berikan pemahaman kepada kelompok bahwa sang tamu tidak tahu apa-apa dengan keadaan dari si Endi dan ibunya.
2. Marilah kita berandai-andai menjadi salah satu tokoh dalam cerita ini? Nah, bila kita memilih salah satu di antara ketiga tokoh yang ada maka apa yang akan kita lakukan pada saat itu?
a. Bila kita menjadi sang ibu, maka itulah pilihan satu-satunya supaya tidak ada yang menjadi korban tersiram air panas.
b. Bila kita menjadi si Endi maka kita akan berkata, ”
yah inilah saya, yang sudah memiliki sifat yang tidak bisa dirubah.
c. Bila kita menjadi sang tamu maka kita akan berkat, ”kalau saya tahu, saya tidak akan berkata demikian kepada si Endi!”
Kekacauan II,
Bagaimana kita mampu menyelesaikan masalah ini, agar cerita ini tidak terulang lagi? (Berpura-pura memberikan solusi)
a. Sang Ibu harus menceritakan kepada sang tamu tentang keadaan dari si Endi.
b. Si Endi seharusnya tidak melayani para tamu, tetapi pergi bermain saja, agar peristiwa ini tidak terjadi.
c. Sang Tamu sebaiknya dapat membaca situasi dan sebelumnya bertanya tentang keadaan keluarga yang dikunjungi.
Solusi dari Kekacauan,
1. Mengajak anggota kelompok untuk kembali merenungkan cerita ini dengan bertanya, ”Apa pokok cerita atau pokok masalah yang terjadi?”
Pokok masalah adalah mendengar dan melakukan dengan benar. Bila si Endi mau mendengar dengan baik dan melakukan dengan benar apa, maka ia bisa terbiasa dengan situasi dan keadaan yang normal.
2. Memperlebar masalah dengan bertanya, ”Mengapa masalah ini tetap terjadi dan berlangsung?”
Pelebaran masalah adalah sang ibu yang tidak mau bersusah payah untuk membentuk si Endi, sehingga ia mampu berbuat dengan benar.
Pokok Cerita dan inti masalah serta solusi kiranya dapat dihubungkan dengan keberadaan organisasi dan persekutuan pemuda dengan mencari pokok-pokok masalah dalam gambaran masalah pemuda yang ada di bawah ini.
Hubungannya dengan Masalah Persekutuan Pemuda dan Organisasi,
1. Ketidakhadiran anggota pemuda dalam setiap Ibadah:
Perkiraan masalah yang akan muncul,
a. Ketidaksenangan terhadap pimpinan organisasi pemuda dan rekan pemuda yang lain oleh karena kelalaian dalam tanggungjawab kepemimpinan.
b. Minder dan malu yang disebabkan oleh penampilan yang tidak sebanding dengan anggota pemuda yang lain, tidak memiliki persembahan, dan merasa kurang akrab dengan anggota-anggota pemuda yang lain yang telah lebih dulu aktif dalam persekutuan.
c. Timbul kecurigaan terhadap persekutuan. Menganggap bahwa anggota pemuda yang lain akan menertawai apa yang dilakukannya dan merasa apa pun yang dibicarakan selalu hal-hal yang tidak baik tentang dirinya.
d. Merasa tidak mampu untuk melakukan tugas-tugas dalam setiap peribadatan.
e. Kondisi ibadah yang dianggap kurang menggairahkan dan waktu yang dianggap kurang cocok dengan rutinitas.
f. Merasa tidak dihargai dan tidak diberikan kesempatan untuk memimpin sesuatu.
g. Merasa tidak sebanding atau tidak selevel dengan keberadaan anggota pemuda yang lain.
2. Gambaran Persekutuan Ibadah yang Ideal:
Perkiraan solusi yang diberikan,
a. Meningkatkan kualitas para pemimpin organisasi pemuda.
b. Menjelaskan pentingnya sebuah Persekutuan Pemuda tanpa melihat kepemimpinan yang ada.
Bagi Pemuda Ibadah dapat berfungsi:
1. Menjalin keakraban (Bisa curhat dan saling menolong serta menguatkan sesama teman dalam kesusahan).
2. Mengurangi kebiasaan yang jelek dalam pergaulan.
3. Dapat mengontrol diri.
4. Bakat yang tersalur dengan baik.
5. Pembentukan karakter dengan belajar Kepemimpinan dan berorganisasi.
c. Memberikan pemahaman yang baik, bahwa dalam setiap persekutuan, tidak akan dijumpai pembicaraan yang melecehkan sesama anggota.
d. Akan diberikan Tata Ibadah (Liturgi) yang siap pakai.
e. Memberikan pemahaman bahwa Ibadah yang berlangsung sudah menggunakan bahan-bahan yang kreatif (lagu dan renungan) dan waktu pelaksanaan tidak akan mengganggu kegiatan apa pun, asalkan setiap anggota dapat menyediakan waktu dan menumbuhkan niat.
f. Menjelaskan bahwa setiap orang dengan berbagai keinginan akan dihargai dan dilibatkan.
g. Menjelaskan tentang arti dari kesombongan dan kemalasan serta berkat bagi orang yang mau selalu bersekutu dengan Tuhan bahkan yang senantiasa saling memperhatikan sesama teman yang ada.
No comments:
Post a Comment